Permainan goalball adalah permainan yang melibatkan para penyandang cacat netra dalam memainkannya. Di Indonesia khususnya di Sumatera Utara permainan goalball belum begitu dikenal dan bahkan masih terdengar asing sebab untuk permainan ini memang berasal dari negara asing yakni Austria, yang mempertandingkan cabang olahraga goalball pada tahun 1946. Barulah ditahun 1976 Goalball menjadi olahraga resmi yang turut dipertandingkan didunia internasional yakni pada even Paralympic Games.
Olahraga Goalball yang awalnya merupkan permainan untuk merehabilitasi para veteran tunanetra korban perang, namun belakangan ini goalball menjadi salah satu cabang olahraga yang diperuntukkan bagi penyandang cacat netra dengan ragam klasifikasi kecacatan
BPOC Sumatera Utara sebagai wadah pembinaan olahraga bagi penyandang cacat, saat ini akan memfasilitasi para penyandang cacat netra dengan cabang olahraga tambahan yakni olahraga Goalball. Rekrutmen pesertanya diambil dari penyandang cacat netra yang ada dibawah pembinaan Pengcab BPOC kota dan kabupaten, Sekolah-sekolah luar biasa maupun dari panti yang ada di Sumatera Utara. Untuk penyelenggaraan sosialisasi ini sendiri dijadwalkan pada tanggal 2 November 2008 di lapangan goalball BPOC Sumut.
Sosialisasi cabor goalball yang diselenggarakan oleh BPOC Sumut bertujuan selain mengakrabkan goalball kepada penyandang cacat netra, lebih jauh lagi memfokuskan kepada even goalbal di tingkat internasional yakni di tahun 2011 pada 4th Asean Para Games, dimana momen pelaksanaanya diselenggarakan seusai penyelenggaraan Sea Games. Diharapkan juga kiranya melalui sosialisasi ini mampu merekrut dan membina para atlit yang nantinya mewakili provinsi Sumatera Utara guna memperjuangkan nama bangsa di even internasional tersebut, ujar orang ketua umum BPOC Sumut Asmayadi.
Dipilihnya olahraga goalball karena olahraga ini merupakan cabang olahraga yang atraktif dan dinamis dimana walau pesertanya semuanya dari kalangan atlit cacat netra namun tetap mereka akan berkompetisi dan beraksi seperti pertandingan olahraga lain umumnya. Dalam permainan goalball yang dimainkan dengan mata tertutup menggunakan bentuk lapangan persegi panjang dan gawang yang dijaga oleh tiga orang pemain begitu juga lawannya. Permainan yang berkomposisi tiga orang ini semuanya berperan sebagai penyerang dan juga sebagai penjaga gawang.
Untuk teknis permainan goalball menggunakan bola dan diawasi oleh wasit yang mengatur jalannya pertandingan. Ketiga pemain yang bertanding nantinya akan menggelindingkan bola sekuat-kuatnya kearah lawan dengan bergantian dan lawan harus menepisnya untuk mencegah terjadinya gol kegawang mereka.
Olahraga goalball tentu olahraga yang sangat sederhana bila untuk dimainkan, namun bagaimana mungkin bermain bola sedangkan mereka tunanetra dan ditutup matanya lagi?, jawabannya karena dalam permainan goalball ini bola yang digunakan adalah bola yang didalamnya dimasukkan kerincingan yang bila digelindngkan akan menghasilkan suara maka pemain akan mengandalkan indera pendengaran mereka, oleh karena itu seluruh pesertanya merupakan para atlit penyandang cacat netra bahkan tidak tertutup untuk orang yang normal sekalipun. Tentunya jika mereka memainkannya harus mematuhi aturan dan peraturan yang berlaku.
Sosialisasi permaianan goalball yang dilakukan oleh BPOC Sumatera Utara merupakan yang pertama kalinya dilakukan mengingat untuk goalball ditingkat nasional belum diperlombakan bahkan untuk kejuaraannya hanya ada ditingkat internasional. Dan BPOC Sumut merasa bangga dan tentu berharap untuk para penyandang cacat jangan mau merasa dibatasi geraknya terlebih harus merasa minder dengan keadaannya, sebab dalam berolahraga tidak ada batasan-batasan yang harus dipusingkan.
Olahraga Goalball yang awalnya merupkan permainan untuk merehabilitasi para veteran tunanetra korban perang, namun belakangan ini goalball menjadi salah satu cabang olahraga yang diperuntukkan bagi penyandang cacat netra dengan ragam klasifikasi kecacatan
BPOC Sumatera Utara sebagai wadah pembinaan olahraga bagi penyandang cacat, saat ini akan memfasilitasi para penyandang cacat netra dengan cabang olahraga tambahan yakni olahraga Goalball. Rekrutmen pesertanya diambil dari penyandang cacat netra yang ada dibawah pembinaan Pengcab BPOC kota dan kabupaten, Sekolah-sekolah luar biasa maupun dari panti yang ada di Sumatera Utara. Untuk penyelenggaraan sosialisasi ini sendiri dijadwalkan pada tanggal 2 November 2008 di lapangan goalball BPOC Sumut.
Sosialisasi cabor goalball yang diselenggarakan oleh BPOC Sumut bertujuan selain mengakrabkan goalball kepada penyandang cacat netra, lebih jauh lagi memfokuskan kepada even goalbal di tingkat internasional yakni di tahun 2011 pada 4th Asean Para Games, dimana momen pelaksanaanya diselenggarakan seusai penyelenggaraan Sea Games. Diharapkan juga kiranya melalui sosialisasi ini mampu merekrut dan membina para atlit yang nantinya mewakili provinsi Sumatera Utara guna memperjuangkan nama bangsa di even internasional tersebut, ujar orang ketua umum BPOC Sumut Asmayadi.
Dipilihnya olahraga goalball karena olahraga ini merupakan cabang olahraga yang atraktif dan dinamis dimana walau pesertanya semuanya dari kalangan atlit cacat netra namun tetap mereka akan berkompetisi dan beraksi seperti pertandingan olahraga lain umumnya. Dalam permainan goalball yang dimainkan dengan mata tertutup menggunakan bentuk lapangan persegi panjang dan gawang yang dijaga oleh tiga orang pemain begitu juga lawannya. Permainan yang berkomposisi tiga orang ini semuanya berperan sebagai penyerang dan juga sebagai penjaga gawang.
Untuk teknis permainan goalball menggunakan bola dan diawasi oleh wasit yang mengatur jalannya pertandingan. Ketiga pemain yang bertanding nantinya akan menggelindingkan bola sekuat-kuatnya kearah lawan dengan bergantian dan lawan harus menepisnya untuk mencegah terjadinya gol kegawang mereka.
Olahraga goalball tentu olahraga yang sangat sederhana bila untuk dimainkan, namun bagaimana mungkin bermain bola sedangkan mereka tunanetra dan ditutup matanya lagi?, jawabannya karena dalam permainan goalball ini bola yang digunakan adalah bola yang didalamnya dimasukkan kerincingan yang bila digelindngkan akan menghasilkan suara maka pemain akan mengandalkan indera pendengaran mereka, oleh karena itu seluruh pesertanya merupakan para atlit penyandang cacat netra bahkan tidak tertutup untuk orang yang normal sekalipun. Tentunya jika mereka memainkannya harus mematuhi aturan dan peraturan yang berlaku.
Sosialisasi permaianan goalball yang dilakukan oleh BPOC Sumatera Utara merupakan yang pertama kalinya dilakukan mengingat untuk goalball ditingkat nasional belum diperlombakan bahkan untuk kejuaraannya hanya ada ditingkat internasional. Dan BPOC Sumut merasa bangga dan tentu berharap untuk para penyandang cacat jangan mau merasa dibatasi geraknya terlebih harus merasa minder dengan keadaannya, sebab dalam berolahraga tidak ada batasan-batasan yang harus dipusingkan.